Showing posts with label Wisata. Show all posts
Showing posts with label Wisata. Show all posts

inilah bukti Candi Lemah Duwur Blora merupakan Kembaran Candi Kalasan Jogja

Desa Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora Jawa Tengah. Wilayah ini menyimpan sejarah besar dalam perkembangan peradaban manusia. Situs candi Lemah duwur misalnya, Bangunan Candi yang pada awalnya dianggap sebagai bangunan pemakaman ini memiliki keunikan, yakni adanya Makara dan ukiran Medallion.




Makara adalah unsur bangunan candi yang merupakan makhluk mitologi dalam kepercayaan hindu budha, dan biasanya diletakkan disisi depan pintu masuk sebuah candi. Serta hal ini menunjukkan bahwa ukuran candi ini, konon pastilah megah dan besar. Warga sekitar juga sering menemukan benda-benda kuno secara tidak sengaja di sekitar candi ini.

Tak heran, konon tempat ini menjadi sesuatu yang sakral dan angker oleh banyak orang, kami hingga 2 kali mengunjungi tempat ini karena seluruh dokumentasi kami hangus tak berbekas, Hingga kami harus, menggelar ritual khusus untuk kulo nuwun. 

Untuk mencapai lokasi, kami melalui rute Ngawi-Pitu menuju wilayah hutan jati blora sisi selatan. Kondisi jalan memang sangat ekstrim. Jika musim kemarau sangat berdebu, dan jika musim penghujan akan lebih sangat licin dan benar-benar menguras energi.

Tetapi, jalur desa cantel-getas lah satu-satunya rute jalan termudah yang bisa dilalui, meski kami butuh waktu 2 jam dari Ngawi. Jalan ini hanya bisa dilalui dengan sepeda motor atau truk.

Candi lemah duwur disebut juga candi Pakuwojo dan masyarakat sekitar biasa menyebutnya Watu Jaran. Candi yang kini dalam kondisi miris tak terawat ini, diambang kerusakan dan terancam hilang artefak dan benda-benda kunonya. Candi ini diketemukan secara tidak sengaja saat mencangkul di ladang tersebut pada tahun 1980-an. Setelah tahun 2015, barulah di didirkan cungkup untuk melindunginya. Namun kini cungkup atau bangunan beratap itu telah rusak dan ambruk. Dahulu memang banyak sekali benda-benda kuno dan artefak ditemukan disini. Batu-batu berukuran besar yang merupakan bagian candi juga ditemukan. Namun, seiring waktu artefak-artefak kuno ini banyak yang hilang dan rusak.



Tempat ini konon juga dianggap angker karena diduga sebuah pemakaman, namun, ternyata setelah diteliti adalah bangunan candi yang besar dan megah sebagai tempat pemujaan.

kami memang banyak menemukan pecahan bongkahan batu-batu kuno bekas candi yang berserakan di sekitar lokasi. Hal ini menguatkan dugaan bahwa, kemungkinan besar candi ini dahulu benar-benar megah, meski terbuat dari batu lokal.

Dugaan bahwa candi ini konon megah dan besar, dikuatkan dengan adanya makara yang masih nampak terlihat jelas. Makara merupakan unsur bangunan Candi, biasanya diletakkan disisi depan pintu masuk. Makara adalah makhluk dalam Mitologi Hindu atau Buddha, yang digambarkan sebagai kombinasi antara Ikan dan gajah yang dikenal dengan Gajahmina dengan variasi tertentu dengan mulut terbuka lebar. Wujud hewan Gajah masih terlihat jelas dengan bentuk belalai dengan ujung ukel. Ukiran mata terbuka dan mulut yang menganga. Adanya Ukiran berupa Insang sebagai gambaran dari binatang ikan pada samping kiri dibagian belakang telinga. Sebuah Makara yang lengkap mempunyai hiasan ukiran pendamping yang berada di samping yang dapat berupa ukiran manusia, dan bunga. Salah satu yang istimewa pada Situs candi lemah duwur ini adalah adanya sebuah ukiran bentuk Medallion di sebelah belakang Makara. 

Medallion ini berupa Lingkaran dengan bentuk tumbuh-tumbuhan atau sebuah bunga. Yang hanya ditemukan kemiripan pada medallion candi Kalasan. 

Penyandingan ini bertujuan menggugah semangat para peneliti, pecinta sejarah serta pihak terkait untuk mengungkap misteri candi lemah duwur ini. Jika, dugaan candi lemah duwur ini besar dan megah ternyata benar, betapa miris akan kondisinya sekarang apalagi dikemudian hari, jika tidak segera diselamatkan.

Warga juga mengisahkan tentang dahulu banyak ditemukan emas perhiasan di lokasi itu. Batu-batu besar juga. Ada yang mirip jaran atau kuda yang besar. Namun sekarang hilang, rusak atau hancur. Hilang karena dicuri dan dijual oleh oknum, rusak dan hancur karena kurangnya perawatan dan perlindungan dari pengaruh cuaca. Warga menambahkan bahwa, banyak kejadian membawa benda dari lokasi itu pastilah akan sakit parah, meninggal ataupun terkena kutukan.


Di wilayah ini juga terdapat prasasti batu tulis yang terpahat RAGANAYA atau RAGADAYA yang juga dapat berarti 1269 Saka atau 1347 M. 
Sayangnya, prasasti ini terjadi \ pengrusakan yakni dengan mencorat-coret dengan  menambah tulisan lain. Mengaburkan gambar matahari dengan gambar bulan serta hilangnya tembikar-tembikar halus di sekitar prasasti ini. Warga sekitar menyebut prasasti ini dengan Watu Tulis atau Batu Tulis. Bangunan cungkup yang melindungi prasasti ini juga sudah mulai rusak dengan kondisi genting yang pecah.

Disebelah batu tulis ini juga terdapat batu lain yang lebih pendek, besar kemungkinan batu ini telah pecah atau patah. Sehingga tulisan yang terpahat tak lagi ditemukan. Keberadaan Prasasti ini menurut warga memang tak tahu pasti kapan diketemukan. Karena  batu ini telah ada sejak lama. Terlebih Desa Getas sendiri berada di tengah hutan dengan medan jalan yang sangat ekstrim, sekitar 60 kilometer dari pusat kota blora. Hal ini, menjadikan peneliti maupun pecinta sejarah kesulitan untuk banyak mencari sumber atau mengaksesnya.

Situs Candi Lemah Duwur dan Prasasti Genjeng meninggalkan hikmah bahwa perlunya menjaga dan merawat keberadaan benda purbakala sebagai media pembelajaran betapa sangat berartinya nilai sejarah bagi jati diri generasi penerus. Bukan berarti melestarikan kesyirikan, namun goresan sejarah menjadikan tamparan bahwa kita hidup pada zaman sekarang adalah karena adanya sejarah di masa lampau dan kita harus mengambil hikmah dan pesan dari sejarah itu sendiri. 


Petilasan Paku Alam di Ngawi dan Pohon Jati Raksasa di Dusun Pakulan Rejuno

Paku Alam adalah seorang tokoh dari kerajaan Mataram di Yogyakarta. Tokoh yang terkenal akan kesaktian dan konsistensinya untuk tidak mau diajak bekerja sama dengan Belanda dalam hal menguasai kekayaan alam nusantara. Belanda yang terkenal dengan akal liciknya mencoba mempengaruhi Paku Alam agar tergoda akan rayuan. Namun, Paku Alam tetap menolak untuk mengkhianati bangsanya sendiri. 
Merasa kesal, Belanda mengancam membunuh Paku Alam dengan senapan dan berbagai strategi. Tak mudah untuk membunuh seorang Paku Alam. Maka, Belanda menemukan cara untuk membunuh Paku Alam yakni dengan menyiapkan peluru emas agar dapat menembus tubuh Paku Alam. Paku Alam akhirnya meloloskan diri ke hutan dan sampailah di wilayah Ngawi sebelah Timur. Tepatnya di Desa Rejuno Kecamatan Karangjati Kabupaten Ngawi. Disinilah Paku Alam dan beberapa abdinya menyembunyikan jati dirinya. Di bawah Pohon Jati yang sangat besar, Paku Alam menepi. Hingga menurut kisah, Paku Alam hilang secara tak kasat mata. 
Tempat beristirahat Paku Alam ini oleh masyarakat disebut Petilasan Paku Alam yang populer disebut Petilasan Jati Mboja. Lidah orang jawa yang sering mengucap Paku Alam dengan Pakulan telah membuat wilayah ini dikenal dengan Dusun Pakulan.
Di Petilasan Jati Mboja ini, terdapat pohon jatiyang berukuran raksasa. Jika anda merangkulnya maka anda tak dapat menggapai sisi-sisinya karena diameter dari pohon jati yang sangat besar dan menjulang tinggi. Pohon Jati mbah Mboja begitu sebutannya. Di bawah pohon jati ini terdapat seperti makam yang oleh warga dianggap sebagai petilasan Paku Alam.
Nah, berikut ini adalah video dari Petilasan Paku Alam yang ada di Ngawi


Keywords :
Asal-usul Pakulan
Asal-usul Rejuno
Pohon Jati Besar
Pohon Jati Unik
Pohon Jati Aneh
Sejarah Paku Alam di Ngawi
Petilasan Paku Alam
Jejak Paku Alam
Makam Mbah Mboja
Mbah Mbojo
Jati Arjuna

Keunikan Lumpang Kentheng " Batu Lumpang yang tidak bisa dipindahkan " di Desa Bringin Kabupaten Ngawi

Lumpang adalah sebuah alat yang terbuat dari batu atau kayu berlubang tengah yang digunakan untuk menumbuk padi. Pasangan dari lumpang ini adalah Alu. Namun, Batu Lumpang yang ada di Desa Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi ini memiliki keunikan. Lumpang Batu ini telah ada ratusan tahun yang lalu. Lumpang batu ini terdiri dari dua buah yang berada di sisi kanan dan kiri jalan. Namun, menurut warga setempat Lumpang batu yang bertuah adalah lumpang batu yang berada di sebelah timur jalan.
Menurut Mbah Suminem yang juga warga setempat menuturkan "Konon memang lumpang batu ini bermaksud untuk dipindahkan dan dirawat salah seorang warga, tetapi keesokan harinya lumpang batu ini kembali ke tempat semula".  Lumpang batu ini menurutnya tidak digunakan untuk menumbuk padi atau beras dan sejenisnya, tetapi digunakan untuk upacara adat nenek moyang pada zaman dahulu. "Lumpang ini konon berukuran lebih kecil, tetapi seiring waktu berubah menjadi besar dan sekarang sudah tidak bisa berubah ukuran lagi", imbuhnya.

Setiap tahun, di lokasi ini juga menggelar acara selamatan ketika musim tanam tiba. Hal ini dilakukan sebagai rasa syukur dan permohonan kepada Sang Pencipta agar diberikan keberkahan dan dijauhkan dari bencana. Biasanya, acara ini digelar pada saat hari Jum'at Pahing dengan diikuti semua warga.
Senada dengan hal itu, Pak Damin juga menuturkan bahwa kemungkinan lumpang ini sudah ada sejak zaman kerajaan jawa.  Beberapa orang juga sering nyekar atau memberikan bunga di lokasi ini dengan tujuan ngalap berkah kepada Tuhan.
Dahulu memang tak banyak orang mengetahui keberadaan dua buah lumpang ini, karena sekilas nampak tidak begitu kelihatan. Mengingat Lumpang Batu ini termasuk situs kekayaan budaya yang sangat berharga, Pemerintah Desa setempat berinisiatif memugar dan membangun lokasi ini agar tetap terpelihara dan terawat. Sehingga anak cucu dan generasi mendatang mengetahui sejarahnya. Terlebih lagi seiring modernisasi menggerus nilai-nilai moral dan budaya asli.
Berikut ini adalah link Video Lumpang Kentheng atau Lumpang Batu di Kabupaten Ngawi



Jumlah Lumpang Kentheng atau Lumpang Batu yang tersebar di Pulau Jawa memang banyak sekali. Namun, hal tersebut juga tak lepas dari maraknya pencurian dan perdagangan benda-benda kuno bersejarah. Maka perlu kesadaran dari kita semua untuk menjaga warisan budaya dan kekayaan tradisi agar tetap lestari.
Jangan lupa berikan komentar, kritik dan sarannya pada kolom di bawah, agar menuju lebih baik.

Puluhan Batu Arca Hilang di Situs Gunung Reco Kec. Kasreman Kabupaten Ngawi "Bertanda Patok VOC Zaman Belanda"

Gunung Reco, adalah sebuah lokasi yang termasuk dalam wilayah Desa Kasreman Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi. Di Gunung ini konon ditemukan banyak patung-patung / arca Budha yang menurut beberapa sumber merupakan peninggalan kejayaan masa Hindu-Budha. Sehingga tak aneh jika tempat ini di sebut Gunung Reco, mengingat secara istilah Reco berarti Arca.




Dibawah kaki guung terdapat sebuah pundhen (tempat sesembahan) yang oleh masyarakat disebut Pundhen Mbah Budha. Disini terdapat tiga buah patung arca Budha yang hingga sekarang hanya tersisa satu buah. hal ini karena maraknya pencurian arca-arca dan batu-batu bersejarah oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab.
Menurut juru rawat pundhen, yang akrab disapa Mas Agus, di tempat ini banyak sekali penampakan kerbau-kerbau yang oleh masyarakat disebut Kebondanu. Kebondanu adalah sosok kerbau misterius yang masih erat hubungannya dengan keraton Mataram. Suatu keanehan yang mungkin sulit diterima akal sehat adalah masyarakat disini memelihara kerbau tanpa pejantan namun bisa beranak. Hal ini karena adanya sosok Kebondanu yang dipercaya menjadi penyebabnya. Dan jika memelihara kerbau jantan, maka kerbau jantan tersebut akan sakit-sakitan, bahkan bertindak tidak sewajarnya tanpa bisa dikendalikan alias gila. Beberapa warga dan peziarah memang sering melihat penampakan dari kerbau (Kebondanu) ini. Masyarakat disini juga tidak berani memelihara ikan dalam kolam, hal ini dikarenakan seringkali didapati ikan-ikan mengambang diatas air karena kolam dijadikan tempat mandi (gupak) oleh rombongan Kebondanu. Hanya warga yang berjarak agak jauh dari Pundhen inilah yang berani memelihara ikan dalam kolam.
Jika kita naik ke atas Gunung Reco, kita harus berjalan dari sisi utara gunung dan sedikit membutuhkan tenaga ekstra untuk mencapai puncaknya. Dipuncak inilah terdapat patung-patung arca (reco) Budha yang sekarang hanya tinggal bekas-bekas cerita, karena patung-patung tersebut juga dicuri dan dijual hingga habis. Namun, tepat dipuncak gunung Reco ini terdapat patok atau Tanggulasi  bertanda BW 83 dan bertuliskan VOC. Patok ini dibuat pada zaman Belanda untuk menandai bahwa ditempat ini terdapat sesuatu.
Mengapa sesuatu ?
Mengapa jumlahnya tidak hanya satu ?
Mengapa Patok ini juga ditemukan lagi disebelah utara +- 500 m dari gunung ini, tepatnya di petilasan Joko Tarub ?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang sangat mengganggu fikiran saya. Mungkinkah di setiap tanda-tanda ini menyimpan sesuatu misteri ?
Menurut masyarakat, memang di Gunung ini selain sebagai situs Arca Budha juga ditemukan Intan / emas. Yang menurut cerita emas/ Intan ini dahulunya sebagai tumbal agar gunung ini tidak meletus. (mirip dengan cerita Gunung Lawu). Sehingga tak heran jika hingga sekarang banyak peziarah ditempat ini yang berburu intan tersebut. Jika kita berjalan ke timur dari puncak yang berpatok BW 83 tersebut, terdapat dua buah batu besar yang jika kita naik ke atas batu tersebut kita bisa melihat pemandangan yang menakjubkan.
Saya yang mengunjungi tempat inipun merasa takjub akan kekayaan budaya lokal nenek moyang kita. Tetapi sayang, banyaknya arca yang seharusnya menjadikan destinasi dan bukti sejarah bagi anak cucu kita justru diperjualbelikan oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
Berikut adalah Video Situs gunung reco di Kasreman Ngawi.

Jangan lupa berikan like dan komentar anda, sebagai masukan agar kami terus dapat membangun blog ini dan mengangkat lokasi-lokasi lainnya agar anak cucu kita kelak mengetahui sejarah.

Situs Gunung Reco
Pundhen Mbah Budha Kasreman
Kebondanu
Asal-usul Gunung Reco
Kasreman Ngawi
Kecamatan Kasreman
Misteri Intan  Pusaka Gunung Reco


Misteri Watu Lawang “Batu Aneh” di Desa Dero Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi



Watu yang dalam bahasa Indonesia berarti Batu, dan Lawang yang berarti Pintu merupakan salah satu tempat yang dianggap mempunyai kekuatan mistis bagi warga sekitar. Watu Lawang merupakan dua buah batu besar yang terletak di Desa Dero, tepatnya Dero Lor atau sebelah selatan Waduk Pondok Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.
Tempat ini sudah ada sejak jaman dahulu, yang menurut warga sekitar sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang. Batu yang terbentuk ini merupakan pintu ghaib menuju Gunung Pandan. Beberapa orang bahkan mempunyai kepercayaan bahwa tempat ini menyimpan berbagai tuah. Diantaranya, untuk penglarisan, kelancaran usaha dan sebagainya. Hal ini bisa dilihat dari bekas bunga yang digunakan untuk nyekar di tempat ini. Kami sempat bertanya kepada pencari rumput yang kebetulan berada dilokasi ini. Menurutnya, barang siapa mempunyai niatan jelek atau tidak sopan di tempat ini maka tidak bisa untuk melewati/ melintas dan berjalan di antara dua batu tersebut. Suasana yang sepi menambah rasa angker di tempat ini. Bahkan, anak-anak kecil dilarang untuk bermain-main di tempat ini karena menurut mitos si anak akan kesurupan ataupun hilang di bawa makhluk ghaib.
Untuk menuju lokasi ini, kita dapat melewati jalan Dusun Kaliwangon, Desa Dero lurus ke arah utara. Namun, akses jalan tidak dapat dilewati dengan sepeda motor. Kita harus berjalan kaki menyusuri pinggiran sungai anak bendungan Waduk Pondok. Setelah anda berjalan kaki sekitar 1 km, maka nampak dari kejauhan Pohon rimbun yang tumbuh di atas watu (batu) ini. Memang pada zaman dahulu lokasi ini berada di antara hutan lebat. Namun, sekarang pohon-pohon yang menutupinya sudah tidak ada.
Dari lokasi Watu Lawang ini, jika kita berjalan lurus ke arah utara maka kita akan bertemu dengan Sendang atau Beji yang merupakan sumber mata air keramat di area Waduk Pondok. Pemandangan di sekitar lokasi ini cukup lumayan bagus dan kita juga bisa membawa peralatan memancing untuk sekedar melampiaskan hobi di sungai dekat Watu Lawang.
Semoga informasi ini dapat menambah wawasan dan menjadi alternatif kunjungan wisata anda. Berikan like dan komentar tentang Watu Lawang ini di kolom komentar. Jangan lupa share jika informasi ini bermanfaat dan menambah wawasan anda.
Berikut adalah Video Misteri Watu Lawang :



Anehnya,.. Situs Budaya Asem Legi di Karangjati, Ngawi





Lokasi situs Asem Legi berada di wilayah BKPH Rejuno pada petak 102e dengan luas 2,4 ha kelas Hutan LDTI . Atau berada di sebelah utara Kantor Desa Rejuno. Desa Rejuno termasuk dalam wilayah Kecamatan Karangjati Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Untuk mencapai Desa Rejuno atau situs Asem Legi ini anda dapat melalui Rute Jalan Raya Ngawi-Caruban dan setelah sampai pada Pasar Legundi (beberapa orang menyebutnya Pasar Pahing Karangjati), berbelok ke arah utara hingga anda akan bertemu dengan Pos Penjagaan Perhutani. Nah, sesampai pada Pos Perhutani, berbelok kea rah timur 100 m. Di situlah lokasi situs Asem Legi. Jika anda bingung, anda dapat menanyakan pada warga setempat. Untuk akses jalan cukup lumayan bagus, karena kondisi jalan sudah beraspal.

Mengenai asal-usul atau sejarah situs Asem Legi ini mempunyai beberapa versi. Namun, pada intinya sama. Bahwa, di tempat inilah sang Harjuna melepaskan anak panah kepada Raja Raksasa (Buto), karena raksasa tersebut sedang mencari korban untuk dimakan. Panah Sang Harjuna yang memanah Raksasa Buto tersebut beberapa mengenai daun Jati (Pohon Jati Jawa) yang menyebabkan daun-daun jati tersebut berlubang. Hingga kini, jenis pohon jati tersebut pasti berlubang daunnya walaupun daunnnya masih kecil. Pohon Jati dengan daun berlubang ini oleh masarakat sekitar disebut Jati Arjuno ( Jati Harjuno). Keberadaan Pohon Jati Arjuno ini sekarang hanya tinggal beberapa pohon saja dan tumbuh di wilayah hutan sekitar Kali Gedhe ( Kedung Gedhe ). Di Kedung Gedhe inilah sang Raksasa Buto yang saat itu sedang berkaca di sungai ( Ngilo = bahasa jawa ), sehingga tempat Ngilo/ berkaca ini disebut Dung lo.
Setelah dipanah berkali-kali oleh Harjuno, sang Raksasa Buto akhirnya terkena anak panah tepat di punggungnya tetapi tidak menancap dalam, darah menetes dan berceceran di tanah. Sang Raksasa Buto meraung dan berlari dengan kondisi terpanah. Sepanjang jalan darah menetes tersebut akhirnya menjadi cikal bakal daerah Lemah Abang. Sang Raksasa Buto juga mempunyai kesaktian yang luar biasa dan tidak mudah untuk mati begitu saja.
Sang Harjuna terus memburu Raksasa tersebut dan mengejarnya sambil terus melepas anak panahnya. Beberapa anak panah meleset dan mengenai batu padas. Batu yang terkena panah Arjuna seketika pecah karena kesaktiannya. Tempat tersebut kemudian dinamakan Padas Pecah. Tidak mudah memang untuk membunuh Raksasa Buto, hingga sang Harjuno pun berfikir dengan cara apa lagi untuk membunuh Raksasa Buto ini. Tempat berfikir (Nggalih = jawa) tersebut kemudian menjadi wilayah Sumber Galih. 
Singkat cerita, Raksasa Buto tersebut dapat terbunuh dan mati saat istirahat karena kecapekan akibat terus dikejar-kejar oleh Harjuna. Saat istirahat berbaring inilah sang Raksasa Buto di panah tepat dan akhirnya sang Raksasa pun mati. Tempat terbunuhnya Raksasa Buto ini oleh masyarakat disebut sebagai wilayah Desa Klino yang berasal dari kata (bahasa jawa) Lino / Leno = Mati / tidak waspada.

Demikianlah, sejarah / asal-usul Asem Legi Desa Rejuno. Memang menurut penuturan warga, dahulu setiap orang jahat dan sakti berbadan besar itu disebut dengan Buto. Percayakah anda ? semua kami kembalikan kepada anda semua, karena memang tanah jawa ini kaya akan hal-hal mistis. 
Setiap malam jum’at legi tempat ini banyak dikunjungi untuk ngalap berkah. Karena konon, banyak Pusaka yang berada di tempat ini. Sebagian orang beranggapan bahwa, sesuatu yang tidak terlihat itu mustahil dan bohong belaka. Namun, kita harus akui bahwa sesuatu yang tidak terlihat itu adalah memang kekurangan kita. 
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan artikel ini.

Sumber : Penuturan warga sekitar (Ibu Minuk), Pamflet Sejarah Asem Legi

Jangan lupa klik like, bagikan, dan berikan komentar anda pada kolom komentar di bawah. Terima kasih.
Anda juga dapat menonton VIDEO SITUS ASEM LEGI dengan klik di sini.


Galeri Foto Nyadran Bersih Desa Gandri 2017 Kecamatan Pangkur Kab. Ngawi

Tradisi Nyadran atau Bersih Desa adalah tradisi dimana warga desa mendoakan para leluhur desa dan tokoh yang berperan dalam membabat hutan di desa setempat jaman dulu. Tradisi Nyadran ini mengalami pergeseran prosesi dan nilai seiring bertambahnya jaman. Cara memperingatinya pun tiap desa bermacam-macam. Ada yang mengisinya dengan acara tayub, reog, wayang krucil, wayang kulit, dan berbagai kesenian tradisional lainnya sesuai dengan tradisi setempat.
Mungkin beberapa tempat sudah tidak lagi memperingatinya seperti jaman dulu, atau bahkan berubah menjadi tradisi pengajian tahunan atau sejenisnya. Dalam hal ini tergantung dan sesuai dengan kondisi dan kesepakatan oleh warga desa setempat.
Seperti halnya di Desa Gandri Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi ini, disini mempunyai tradisi unik. Kenapa unik ? karena dijaman yang modern ini mampu mempertahankan nilai tradisi dan adat istiadat ditengah berbagai upaya penggerusan nilai keragaman budaya nusantara. Terlebih lagi di desa ini digelar acara pentas wayang kulit tetapi tanpa sinden. Kenapa ? menurut penuturan warga setempat, Ki Ageng adalah seorang Kyai beragama Islam dari keturunan Majapahit yang sangat alim. Pernah Pagelaran wayang di dalam area Pasarean / makam Ki Ageng tersebut dilengkapi dengan sinden. Tetapi justru sinden tersebut bisu tidak dapat berkata. Untuk ulasan lengkapnya, tunggu di postingan selanjutnya.
Nah, berikut Galeri foto Nyadran/ bersih Desa Gandri pada hari Kamis Kliwon malam Jumat Legi 29 mlm 30 Juni 2017 pada siang hari di Punden "Area Makam Ki Ageng". untuk pagelaran malam harinya (malam jumat legi) kami tidak dapat mendokumentasikannya, dikarenakan kesalahan tekhnis suatu hal. Semoga berkenan.

Galeri Foto Tradisi Nyadran Gandri

Kisah Wayang, Pernah Hidup ?Nyata Adanya ? Asli Jawa ?

Wayang,..
Seni tradisional yang satu ini memang sudah menjadi salah satu kesenian yang mendunia.  Kisahnya pun penuh dengan makna dan pesan dari seni wayang ini memang diakui menjadi suri tauladan yang pantas untuk di ambil hikmahnya dari para penonton pagelaran ini.  Seni wayang yang ada di jawa ini memang tidak bisa lepas dari sosok para Wali Songo sebagai penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Melalui media kesenian inilah, Agama islam disebarkan. Memang pada saat itu sulit untuk memberikan penjelasan bagaimana prinsip Tuhan Yang Maha Esa kepada mereka yang masih awam tentang agama. Kecerdikan Para Wali inilah yang mencoba memberikan pengetahuan hakikat beragama.
Namun, mengapa kisahnya berisi tentang Mahabarata seperti di India. Nama tokoh wayang pun banyak yang sama dengan kisah Mahabarata India. Tetapi, versi Jawa ini lebih komplit, karena terdapat tokoh Punakawan. Sebenarnya apakah Kisah pewayangan ini apakah diambil dari sastra India dan nenek moyang kita membawanya ke Jawa? Dari mana sih kisah wayang ini diambil ?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sering mengganggu pikiran saya, dan menghasilkan kerangka yang masih juga berbau tanda Tanya semacam berikut :
  1. Kisah Wayang dalam cerita ini menggambarkan keadaan hutan, konflik dan setting seperti dalam kehidupan orang jawa pada umumnya. Kesimpulan awal, berarti Mahabarata dalam kisah wayang ini adalah asli dari Indonesia dan jawa lah tempatnya.
  2. Nama-nama tokoh dalam Mahabarata, cobalah anda sedikit menganalisa, mengapa nama-nama tersebut justru berbau orang Jawa ? Tidak ada yang bernama seperti nama India ? Karno, Broto, Bimo, dan seterusnya. Jawa Banget kan ?
  3. Bangsa India setahu saya adalah bangsa Penulis Sastra, kemungkinan mereka menulis kisah Mahabarata dengan melihat kejadian yang ada Kerajaan Jawa. Jadi, mereka sekedar menulis yang mereka lihat dan membawanya pulang.
  4. Kalau kisah mahabarata ini dari India, mengapa versi Jawa lebih komplit ?
  5. Jawa pada saat itu menurut saya memang miskin dokumentasi. Karena mereka tidak berfikir untuk menulisnya sendiri dan membukukannya. Lihat dan baca juga “Kapal-kapal Majapahit telah memasang Meriam Besar dengan armada modern di kapalnya untuk berlayar ke China”.
  6. Lalu, apakah kisah wayang itu benar nyata adanya ? Apakah tokoh-tokohnya juga pernah hidup dalam kehidupan nyata ? Haduh,.. inilah yang membuat kepala saya makin bingung. Sekilas menurutku sih memang pernah ada nyata dan hidup pada zamannya. Hal ini saya lihat dari kehidupan sejarah Kerajaan Kuno jaman dulu. Tetapi, dalam hal ini saya juga miskin referensi.
Sejarah memang selalu ditulis oleh pemenang. Dan pertanyaan-pertanyaan di atas masih juga menjadi sebuah tanda Tanya besar dalam benak saya. Mungkin disini, para pembaca dapat memberikan opini untuk membantu saya dalam meraba persoalan dan menemukan sedikit pencerahan kepada saya. Lagi-lagi pengetahuan terbatas dalam diri saya tidak mampu untuk membuat pandangan yang ilmiah.

Terima kasih kepada para pembaca yang sudi kiranya untuk menuliskan pandangannya dalam kolom komentar di bawah. 

6 pertanyaan tentang kejayaan Indonesia ini membuatmu berfikir kritis

Inilah Indonesia yang dulu dikenal sebagai nama Nusantara. Seringkali saat kita kecil (bagi mereka yang melalui masa kecil tanpa Gadget/ HP lho ya..) sering dibuat bangga karena cerita dari Televisi dan radio yang  semua memberitakan prestasi dan gemilangnya nama Indonesia di semua pemberitaan media. Acara Asia Bagus (kontes Nyanyi) saja yang ditanyangkan adalah saat Indonesia menang, Pas kalah sih gak pernah di tayang.. Tapi tau nggak sih mengapa ? kalo kita positive thinking, mungkin tujuannya adalah biar kita bangga sama Indonesia dan biar pemerintahan saat itu di nilai sukses.
Apa bedanya dengan sekarang ? diantara kita sekarang justru merasa minder dan malu hidup di Bumi Indonesia. Parahnya kita malah menceritakan dan mengabarkan kepada anak cucu kita sesuatu yang tidak pas, yang membuat anak cucu kita menjadi tidak bangga pada Indonesia. Menganggap semua keberhasilan pembangunan ini peninggalan penjajah Belanda khususnya. Nah, mari kita jadikan refleksi dan kita cari fakta beberapa hal yang s menjadi pertanyaan besar bagi kita tapi justru jarang terfikirkan. Berikut tanda tanya besar seputar nama besar Indonesia.
  1. Mengapa Indonesia di jajah ratusan tahun (350 tahun) oleh Belanda, tetapi di Indonesia sendiri bahasa Belanda tidak populer/ tidak menjadi bahasa kita ? tengoklah Negara India, mereka dijajah bangsa asing sehingga bahasa Nasionalnya pun bahasa Inggris dan masih banyak negara-negara laen yang dijajah lebih singkat, tetapi Bahasa mengikuti bahasa yang menjajah.
  2. Mengapa Pabrik-pabrik Gula paling banyak hanya ada di Pulau Jawa khususnya Jawa Timur ? dan pabrik-pabrik ini dibangun justru tidak di daerah dekat pantai, padahal tujuannya adalah di bawa ke Belanda. Alat-alat dan mesin-mesin pabrik tersebut apakah benar di datangkan dari Belanda ? Bayangkan saja, alat seberat itu jika di datangkan dari luar negeri, kapal yang mengangkutnya tentulah tenggelam, jembatan saat itu pastilah roboh. Apakah justru sebenarnya pabrik-pabrik gula tersebut sudah ada sejak zaman singasari/majapahit dan artinya buatan nenek moyang kita sendiri ? apalagi hal ini dikuatkan dengan kitab-kitab china kuno yang menyatakan tekhnologi kerajaan singasari/ majapahit sangat maju. selengkapnya, ikuti kajian cak Nun tentang hal ini. 
  3. Mengapa bekas kerajaan Majapahit yang menurut sejarah pernah menguasai Asia Tenggara hilang begitu saja tanpa meninggalkan semacam beteng kerajaan atau istana yang megah ? Hancurnya kerajaan majapahit menurut sejarah yang selama ini kita pelajari adalah karena Islam masuk jawa dan oleh para wali saat itu terjadi perang dan meluluh lantahkan kerajaan majapahit, sehingga tanpa bekas. Apakah catatan sejarah ini benar ? sekalipun terjadi perang, kerajaan sebesar itu ASIA TENGGARA dikuasai lalu hilang begitu saja ? Apakah ini propaganda dari penjajah Belanda agar membuat asumsi Islam itu suka perang dan menghancurkan Budaya ?
  4. Benarkah akses jalan di Pulau Jawa Buatan Belanda ? Mengapa semua peninggalan-peninggalan sejarah disebut sebagai buatan Belanda ? Benteng, jalan raya melingkar Jawa bahkan di akui dan tercatat sebagai buatan Belanda, lihat catatan kuno zaman majapahit, Jalan utama akses seluruh Jawa sudah ada sejak zaman itu. Apakah mungkin Belanda hanya dalam waktu singkat mampu menebang Hutan, mengalahkan beratnya rimba saat itu. Jelas ini membutuhkan waktu lama untuk membuat jalan se-Jawa. Lihat, perbaikan jalan saat ini dengan peralatan modern saja memakan waktu berbulan-bulan. padahal cuma beberapa kilometer.
  5. Kemana larinya senjata-senjata modern dan berbahan luar biasa zaman kerajaan majapahit sekarang ? seperti meriam besar, yang negara lain belum mampu membuat meriam kapal ? karena menurut saya Peradaban Majapahit justru mengalahkan Peradaban Romawi.
  6. terakhir, Apakah justru kerajaan majapahit ( NUSANTARA ) inilah yang menguasai dunia sehingga memperkerjakan orang-orang asing ke Indonesia lantas mereka berbalik menjajah kita ? seringkali prasasti-prasasti Kerajaan Sriwijaya, Singasari, dan Majapahit di temukan di Luar Negeri. Anehnya beberapa kawasan di Benua Amerika (BUKAN NEGARA SURINAME) ada yang memakai budaya majapahit beserta bahasanya.
Nah, ke-enam pertanyaan di atas perlu kita cari dan gali kebenarannya. Dan perlu juga kita menyampaikan ke anak cucu kita dengan sejarah yang benar, bukan sejarah rekayasa. Mari kita terus belajar dan belajar. Belajar bukan dari sekolahan saja. Karena seringkali materi-materi, buku-buku itu bermuatan politis dan kepentingan. jadi, belajar dengan membandingkan dan memiliki banyak referensi akan membuat kita kaya akan ilmu dan mampu membandingkan. Komentar dan masukan anda sangat kami harapkan untuk membantu kami dalam menjari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas. Sebenarnya masih banyak pertanyaan besar lainnya, mungkin lain kali akan kita sambung. Terima kasih dan jangan lupa like dan share ya ??

Uniknya Pencak Silat Indonesia ditakuti Dunia "memori anak indonesia tanpa gadget"





Inilah bumi Indonesia yang kaya akan beraneka seni dan budaya. Hampir setiap tempat, setiap sudut di Indonesia mempunyai ciri khas masing-masing. Salah satunya adalah seni bela diri. Hal inilah yang menjadi penyebab mengapa orang-orang asing menjadi berfikir dua kali ketika menghadapi orang-orang Indonesia. Karena Orang Indonesia tidak pernah ada rasa takut. Berani duel dengan fair. Bahkan, tanpa senjata pun berani. inilah jiwa asli orang Indonesia. Beberapa tokoh yang terkenal silatnya dan hidup pada zaman penjajahan adalah bukti bahwa bela diri pencak silat Indonesia benar-benar diakui kehebatannya. Sayangnya media-media televisi, Komik, cerita-cerita lebih sering mengangkat Bela diri dari luar negeri. Hal ini seolah-olah bela diri Luar Negeri  lebih hebat dari Pencak Silat Asli Indonesia.
Nah, Masih ingatkah ketika anda masih kecil dan lahir sekitar tahun 1980-an ? saat itu pernah booming anak-anak Indonesia belajar bela diri. Bahkan, beberapa anak-anak kala itu dengan bangga dan bersemangat berlatih sendiri tanpa guru ? Hemmm... iya tanpa guru.. Berbagai tayangan di televisi (masih jarang yang punya TV saat itu ), sedang populer serial Kungfu Master, Jurus Wiro Sableng, Ulat Sutera, Ninja, dll membuat anak-anak Indonesia ikut-ikutan mempelajari Jurus-jurus Silat tersebut. Banyak sekali buku-buku silat yang dijual di Pasar-pasar, toko buku,  Pasar Malam, bahkan di Acara Pesta Hajatan pernikahan. Dengan harga yang saat itu sekitar 5 ribu-10 ribu, ( kalo saya sih patungan dengan teman tetangga sebelah) kita sudah dapat memiliki Buku-buku silat tersebut. Lalu sering kali kita pelajari sendiri di ladang, sawah, bahkan latihan bersama teman dengan membawa buku itu di Sungai/ kali dengan penuh semangat. Hebatnya lagi, sering meniru pakaian sang pendekar, termasuk tali pada kaki dan lengan.
Beda sekali dengan anak jaman sekarang yang lebih cenderung hobi maen HP.
Mungkin hal inilah yang mempengaruhi watak anak-anak jaman dulu yang cenderung lebih BERANI, TANGGUNG JAWAB, TIDAK CURANG, dan TAHAN UJI terus TIDAK CENGENG. coba bandingkan dengan anak-anak sekarang yang keberaniannya dibentuk lewat game HP. hemmmm...
Nah, berikut ini beberapa BUKU SILAT yang sering ada di Pasaran saat itu (Tahun 90-an)

Saya Ingat betul waktu itu belajar dari Buku Jurus Bangau dibeli dari Pasar "Samben"
 
Sayangnya koleksi buku-buku silat kala itu sekarang sudah langka dan penjualnya pun juga tidak sebanyak waktu era 90-an. Namun, jika anda berminat memiliki kembali sambil bernostalgia dengan buku-buku silat lawas itu bisa koq anda dapatkan lewat berbagai situs jual beli di Internet.














Video Hujan Abu Vulkanik di Daerah Karangjati membuyarkan Valentine Day



Tepat tanggal 14 Februari 2014 terjadi hujan abu vulkanik di daerah Kecamatan Karangjati Kabupaten Ngawi, Ya,.. Abu turun begitu deras menjelang pagi hari hingga di saat jam-jam berangkat aktivitas. Terlihat para siswa sekolah memakai paying untuk melindungi diri dari abu vulkanik ini. Beberapa sumber menyebutkan, bahwa peristiwa ini akibat gunung kelud yang menyemburkan abu.
Tapi, yang jelas, abu ini turun tepat di saat sebagian orang merayakan Hari Valentine. Bagi, mereka yang percaya dengan adanya firasat, bahwa tanda ini akan terjadi peristiwa luar biasa dahsyatnya di tahun ini. Karena di hari kasih sayang terjadi hujan abu. Menurut saya sih, gak ada tu hari valentine-valentinan. Karena sejarah hari itupun dipertanyakan. 
Nah, bagi anda yang ingin menonton VIDEO HUJAN ABU DI DAERAH KECAMATAN KARANGJATI KABUPATEN NGAWI, Silahkan Tonton Video di bawah ini.

Anda juga bisa mendownloadnya dengan KLIK DI SINI.

Keywords :
Hujan Abu Vulkanik Gunung kelud meluas ke Ngawi
Hujan Abu mengganggu Aktivitas Sekolah di Ngawi
Aspal Jalan Ngawi tertutup Abu
Gunung Kelud meletus
Akibat gunung kelud meletus
Peristiwa, Tragedi, kejadian di Karangjati Ngawi

Jangan lupa berikan komentar dan klik like facebooknya di bawah ini. Terima kasih telah berkunjung ke Pages ini..

Sandiwara Radio Tutur Tinular "Kemelut CInta di atas Noda" semua seri.mp3

Assalamu'alaikum,..
Saatnya kita kembali mengingat memori masa lalu dan meneruskan lakon sandiwara Radio dalam episode yang keempat dengan judul " Kemelut Cinta di atas Noda. Bagi anda yang belum mendownload episode sebelumnya anda bisa mendownloadnya dengan link sebagai berikut :
  1. Pelangi di atas Kurawan, Klik Di sini
  2. Kisah dari seberang lautan, Klik Di sini
  3. Daun-daun bersemi lagi, Klik Di sini
 Nah, sekarang saatnya mendownload Episode 4 dengan judul " kemelut cinta di atas noda". Dalam episode ini menceritakan bahwa Arya Kamandanu di uji kesabarannya dengan sangat berat. Dalam hal ini, Mei Shin menjadi rebutan banyak orang hingga di nodai oleh Arya Dwipangga (saudara kandung Arya Kamandanu). Dengan sangat terpaksa justru Arya Kamandanu yang menikahi Mei Shin karena kasihan akan nasib wanita itu. Yuk kita dengarkan Sandiwara Radio Tutur Tinular Episode keempat semua seri ini. Berikut link downloadnya.


  1. seri-091
  2. seri-092
  3. seri-093
  4. seri-094
  5. seri-095
  6. seri-096
  7. seri-097
  8. seri-098
  9. seri-099
  10. seri-100
  11. seri-101
  12. seri-102
  13. seri-103
  14. seri-104
  15. seri-105
  16. seri-106
  17. seri-107
  18. seri-108
  19. seri-109
  20. seri-110
  21. seri-111
  22. seri-112
  23. seri-113
  24. seri-114
  25. seri-115
  26. seri-116
  27. seri-117
  28. seri-118
  29. seri-119
  30. seri-120


Nah, apabila ada masalah silahkan berikan komentar di bawah ini. Jangan lupa klik like facebooknya dan selamat bernostalgia. Terima kasih..


keywords :
Download Sandiwara Radio Tutur Tinular.mp3
Sandiwara Rasio Tutur Tinular semua seri
Sandiwara Radio gratis
Sandiwara Radio Arya Kamandanu
Kemelut Cinta Di Atas Noda